Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tidak melaksanakan seleksi timnas U 19, Quo Vadis Asprov PSSI Maluku Utara ?

Setelah sepak bola Indonesia bebas dari sanksi FIFA dan terbentuknya kepengurusan baru PSSI dibawah komando bpk. Edy Rahmayadi, organisasi ini mulai berbenah. Partisipasi internasional pertama adalah mengikuti turnamen AFF Cup 2016. Indonesia gagal di final dan Alfred Riedl sang pelatih tidak diperpanjang kontraknya. Untuk menghadapi agenda di tahun 2017 dan seterusnya PSSI bergerak cepat dengan menunjuk trio pelatih baru; Luis Milla pelatih asal Spanyol menukangi timnas senior dan timnas U 22 untuk persiapan Sea Games yang akan dihelat di Malaysia medio Agustus nanti, Indra Sjafri menukangi kembali timnas U 18 untuk AFF Cup U18 di Myanmar pada bulan September. Coach Indra lah yang mengorbitkan talenta muda Maluku Utara yaitu Ilham Udin Armaiyn, Mahdi Fahri Albaar dan Djali Ibrahim Sedangkan Fachri Husaini memegang timnas U 15 untuk AFF Cup U 15 di Thailand pada bulan September.

Dengan metode ala blusukan, coach Indra Sjafri menemukan talenta terbaik di pelosok Indonesia melatih mereka kemudian menjadi juara di AFF Cup U 19 tahun 2013. Dalam presentasinya di depan PSSI, coach Indra ingin memberi peluang ke seluruh bakat muda Indonesia di kota maupun di desa untuk ikut seleksi timnas U 19. Tahapannya adalah seluruh pemain kelahiran maksimal bulan Januari 1999 sampai tahun 2000 diseleksi di tingkat provinsi masing masing kemudian diambil maksimal 15 pemain yang dinilai terbaik. Para pemain terbaik dari seluruh provinsi tersebut kemudian akan diseleksi di tingkat region/wilayah yang diadakan di 4 kota yaitu: Pekanbaru, Jakarta, Surabaya dan Makassar. Para pemain yang lolos tingkat wilayah akan lanjut mengikuti seleksi tingkat nasional di Jakarta dibawah kendali langsung Indra Sjafri. Proses seleksi dilakukan oleh pelatih pelatih  lokal yang ditunjuk (tingkat provinsi) sedangkan tingkat region dan pusat diseleksi oleh coach Indra dan para asistennya.

Dalam presentasinya coach Indra juga meminta PSSI untuk mensupport programnya tersebut. Dia meminta PSSI menggerakan Asprov di seluruh Indonesia untuk mencari pemain muda terbaik milik mereka. PSSI menyanggupinya dan langsung mengirim surat resmi ke seluruh Asprov untuk menyukseskan program tersebut. Sampai tulisan ini dibuat tahapan seleksi itu sudah pada tingkat region (4 kota) dan blogger memastikan bahwa TIDAK ADA PERWAKILAN anak anak muda dari Maluku Utara. Bukan karena tidak ada bakat tapi mirisnya tetapi hal ini disebabkan karena ASPROV PSSI MALUKU UTARA TIDAK MELAKUKAN PROSES SELEKSI UNTUK TIMNAS U 19.

QUO VADIS ASPROV PSSI MALUKU UTARA ???

Dalam suatu organisasi kita kenal istilah Reward (penghargaan) dan Punishment (hukuman). Penghargaan diberikan sebagai bentuk apresiasi positif atas kinerja sedangkan punishment diberikan untuk meminimalisasi atau bahkan menghilangkan segala bentuk pelanggaran untuk terulang kembali. Menurut blogger Asprov PSSI Maluku Utara pantas diberikan hukuman karena melakukan pelanggaran dengan tidak melakukan apa yang diminta oleh PSSI pusat. Padahal menurut Statuta PSSI tentang poin Kewajiban Anggota adalah " ikut serta dalam kompetisi dan kegiatan sepak bola lainnya yang diadakan oleh PSSI "

Hukuman itu selain dari PSSI Pusat bisa juga dari para Asosiasi Kabupaten (Askab) dan Asosiasi Kota (Askot) PSSI Maluku Utara. Askab dan Askot Maluku Utara adalah pihak yang sangat dirugikan. Merekalah stakeholder sesungguhnya. Fungsi mereka untuk membina mencetak pemain khususnya pemain muda menjadi sia sia. Padahal bakat bakat yang dimiliki sepak bola Maluku Utara sangat banyak dan ini diakui oleh para pemandu bakat nasional. Wacana untuk mengadakan KONGRES LUAR BIASA ASPROV PSSI MALUKU UTARA bukan lagi barang tabu untuk segera dilaksanakan. Dari info yang terpercaya bahwa selama ini Asprov PSSI Maluku Utara sangat tidak pro aktif dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya. Banyak pengurus yang bergantung hidup dari organisasi ini. Sistem kekerabatan dan pertemanan menjadi landasan organisasi ini dibentuk bukan berdasarkan kompetensi, pofesionalisme dan kesungguhan hati untuk membangun sepak bola Maluku Utara. PSSI Pusat sudah berganti, jangan hanya karena alasan politik lalu kita mengorbankan masa depan anak anak kita.

Blogger mengajak kepada seluruh pecinta sepak bola Maluku Utara untuk memastikan hal semacam ini ke depannya tidak terjadi lagi. Kita jangan membiarkan talenta seperti Hasbullah Kader, M. Delan Ikram Selang, Al Jufri Daud dll terlantar karena ulah segelintir orang yang tidak becus mengurus organisasi. Saat ini adalah era teknologi dan informasi, era media sosial. Mari kita bagi informasi ini kepada siapa saja yang merasa mencintai sepak bola Maluku Utara. Mari kita VIRAL kan, ini bukan info Hoax ini nyata terjadi.

Kongres Tahunan Luar Biasa Asprov PSSI Maluku Utara HARGA MATI !!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
1Comments

Ilham Udin Armaiyn dan pemain potensial asal Maluku Utara belum dilirik Luis Milla

Luis Milla telah melakukan seleksi pemain untuk timnas U 22. Seleksi pun telah memasuki tahapan kedua. Dari nama nama pemain yang dipanggil dari tahap I sampai II, blogger tidak melihat nama nama pemain muda asal Maluku Utara yang dilirik Milla ataupun PSSI. Memang dari info yang diperoleh bahwa untuk seleksi timnas yang akan berlaga di Sea Games Malaysia ini melalui tiga tahapan seleksi. Tapi patut dipertanyakan juga sosok Ilham Udin Armaiyn yang menjadi bintang  timnas U19 ketika menjuarai AFF Cup U19 2013 lalu belum juga dipanggil. Ilham jarang menghuni bangku cadangan di Bhayangkara FC seperti eks timnas U19 lainnya seperti Evan Dimas, M. Hargianto dan Putu Gede. Seperti kita ketahui banyak pemain eks timnas U19 menjadi skuad klub dibawah naungan Kepolisian RI tsb. Ada gelandang elegan Zulfiandi serta bek M Sahrul Gunawan dan M Fathurrohman. Tiga nama terakhir lebih sering duduk di bangku cadangan. Kita berharap Ilham Udin Armaiyn masih masuk radar PSSI untuk seleksi timnas U22 tahap ketiga nanti.

Nama lain eks timnas U19 2013 adalah Mahdi Fahri Albaar. Kalau melihat pesaing Mahdi di posisinya selain Putu Gede yaitu Nazar Nurzadin (Barito Putra) maka bisa dikatakan Mahdi masih sangat kompetitif untuk bersaing. Mahdi sangat lugas sebagai full back dan memiliki umpan silang yang sangat baik. Mungkin faktor bahwa Mahdi jarang turun sebagai pemain inti di Mitra Kukar (sebelum Bali United) yang jadi pertimbangannya. 

Dua nama lain adalah Ambrizal Umanailo (Persija)  dan Rifal Lastori (Pusamania). Berposisi sama sebagai pemain sayap di klubnya kedua pemain ini dikenal sebagai pemain muda potensial yang diandalkan oleh klub. Selalu tampil sebagai pemain reguler dan memberikan kontribusi positif terhadap permainan timnya. PSSI sebagai talent scouting belum melihat (sampai saat ini) sayap sayap muda yang dimiliki Persija yaitu Umanailo dan Pandi Lestaluhu dan yang dimiliki Pusamania yaitu Lastori dan Terens Puhiri

Moga untuk seleksi tahap berikutnya muncul pemain muda asal Maluku Utara yang kita cintai bisa mengisi tempat di skuad timnas U22 untuk Sea Games 2017 Malaysia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
0Comments